Kamis, 22 September 2016

Kriteria Sekolah yang Akan Menerapkan Full Day School


Diantaranya meliputi keberagaman sekolah-sekolah di Indonesia dan harus mewakili sekolah dari aspek geografis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan full day school (FDS) secara nasional dengan sistem piloting (percontohan). Proyek percontohan full day school ini diterapkan mulai tahun pelajaran 2017/2018. Untuk pemanasan piloting full day school akan dimulai semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Untuk merealisasikan rencana piloting full day school itu Arie mengatakan Kemendikbud telah melakukan serangkaian kegiatan. Di antaranya adalah konsultasi publik. Kemudian menghimpun praktik baik dari sekolah-sekolah yang telah menerapkan full day school.

"Yang tidak kalah penting, Kemendikbud mengkaji penentuan kriteria sekolah sasaran piloting FDS itu," kata Staf Ahli Mendikbud Bidang Pendidikan Karakter Arie Budiman yang SekolaDasar.Net kutip dari JPNN (21/09/16).

Meskipun belum menetapkan unit sekolah yang menjadi sasaran piloting, Arie sudah memiliki kisi-kisi kriterianya. Diantaranya meliputi keberagaman sekolah-sekolah di Indonesia dan harus mewakili sekolah dari aspek geografis. Yakni harus mewakili sekolah perkotaan, pinggiran, dan di desa-desa pelosok.

Kemudian percontohan full day school ini juga mempertimbangkan aspek inisiatif atau permintaan dari sekolah atau pemerintah daerah (pemda). Pertimbangan berikutnya adalah sekolah pelaksana Kurikulum 2013, aspek akreditasi, serta mewakili sekolah negeri dan swasta.

Baca juga: Presiden Restui Full Day School

Terpisah Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan sinyal persetujuan untuk menerapkan sistem full day school. Hanya, sistem ini tidak akan langsung diterapkan ke semua sekolah se-Indonesia. Menurutnya, Pemerintah baru akan ujicoba di beberapa tempat.

Diharapkan dengan adanya full day school, nilai-nilai khas Indonesia bisa ditanamkan sejak dini. Terutama, untuk usia TK, SD, dan SMP. Tidak seperti saat ini, di mana nilai-nilai etika mulai luntur. Contoh sederhana ada di media sosial, yang dijadikan ajang saling hujat dan ejek.

Rabu, 21 September 2016

Presiden Restui Full Day School dan Segera Diuji Coba


Presiden Restui Full Day School dan Segera Diuji Coba
Presiden Jokowi menyatakan setuju full day school dan akan lebih dulu diuji coba di sejumlah sekolah.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tengah mematangkan konsep full day school. Jokowi menyatakan setuju dan meminta publik tidak perlu resah dengan program itu. Konsep ini akan lebih dulu diuji coba di sejumlah sekolah di Indonesia.

Baca juga: Sabtu Libur Sekolah Tinggal Tunggu Restu Presiden

"Ini masih dimatangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Masih dicoba di satu, dua tiga provinsi. Terutama di sekolah yang siap," kata Jokowi yang SekolahDasar.Net kutip dari Kompas (20/09/16).

Menurutnya, program full day school bukan hanya menekankan pada nilai di atas kertas, tetapi juga penghargaan atas penanaman nilai etika, budi pekerti, dan kerja keras.

"Kita ingin pendidikan etika kita, budi pekerti kita, sopan santun, kerja keras dan karakter optimistis itu ada pada anak-anak kita. Ini penting sekali terutama untuk pendidikan dasar," kata Jokowi.

"Sudah disampaikan wacana 'full day school' yang akan dicoba di beberapa provinsi untuk menanamkan nilai-nilai itu. Tanpa nilai-nilai itu, identitas kita akan hilang," imbuhnya.

Terpisah, Staf Ahli Mendikbud Bidang Pendidikan Karakter Arie Budiman mengatakan, Kemendikbud akan menerapkan full day school secara nasional dengan sistem piloting (percontohan). Proyek percontohan ini diterapkan mulai tahun pelajaran 2017/2018.

Untuk merealisasikan rencana piloting, Kemendikbud telah melakukan serangkaian kegiatan. Di antaranya adalah konsultasi publik. Kemudian menghimpun praktik baik (best practice) dari sekolah-sekolah yang telah menerapkan full day school.

"Yang tidak kalah penting, Kemendikbud mengkaji penentuan kriteria sekolah sasaran piloting," kata Arie yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (20/9/16).

Untuk pemanasan piloting, Arie mengatakan akan dimulai semester genap tahun pelajaran 2016/2017 pada Januari tahun depan yang disebutnya pra-piloting. Di fase pra-piloting ini jumlah sekolah yang ditunjuk Kemendikbud untuk menjalankan full day school sangat terbatas sekali.

Sabtu, 10 September 2016

PGRI Setuju Sabtu Sebagai Libur Sekolah Nasional PGRI Setuju Sabtu Sebagai Libur Sekolah Nasional


PGRI Setuju Sabtu Sebagai Libur Sekolah Nasional
"Solusi yang cerdas di tengah keresahan masyarakat selama ini,".
Plt Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyambut baik rencana Kemendikbud menetapkan Sabtu sebagai libur sekolah nasional. Hal ini dikatakannya usai dialog pendidikan dengan Mendikbud di kantor PGRI.

Baca juga: Mendikbud Wacanakan Sabtu Minggu Libur Sekolah

"Solusi yang cerdas di tengah keresahan masyarakat selama ini,"
kata Unifah yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (10/09/16).

Menurut Unifah, kebijakan itu bisa membuat waktu anak-anak berkumpul bersama keluarga menjadi lebih banyak. Dengan begitu, proses pendidikan karakter di tengah-tengah keluarga bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, bertambahanya waktu anak-anak bersama keluarga itu bisa diisi dengan beragam kegiatan. Seperti berkumpul di rumah, mendongeng, atau bahkan sesekali diisi dengan rekreasi ke tempat wisata. Manfaat itu juga akan dirasakan guru.

"Waktu bersama keluarga bagi para guru bisa bertambah," jelasnya.

Selama ini meskipun ada pemerintah daerah (pemda) yang menetapkan Sabtu sebagai hari libur, tetapi ada yang masih diisi kegiatan-kegiatan di sekolah. Otomatis para guru tetap harus hadir di sekolah.

Unifah menyarankan, kebijakan Sabtu sebagai hari libur sekolah nasional tidak kaku. Maksudnya, ketika ada sekolah dan orang tua siswa yang ingin ada kegiatan di hari Sabtu, tetap tidak dilarang. Intinya hubungan antara orang tua dengan sekolah harus terjalin dengan baik.