Jumat, 02 Desember 2016

47 Jenis Tarikan di Sekolah yang Termasuk Pungli

47 Jenis Tarikan di Sekolah yang Termasuk Pungli

47 Jenis Tarikan di Sekolah yang Termasuk Pungli
Ada 47 jenis tarikan berdasarkan pengaduan masyarakat yang dimasukkan pungutan liar (pungli). Tarikan yang dibebankan kepada siswa dapat digolongkan sebagai pungli, apabila besaran tarikan diputuskan secara sepihak oleh sekolah tanpa melibatkan pendapat orang tua siswa, serta mengandung unsur pemaksaan dalam hal pembayaran.
Malang Corruption Watch beserta Forum Masyakat Peduli Pendidikan, berdasarkan data sebagaimana tertera di buku “Panduan Advokasi
Pendidikan: Memahami untuk melakukan pendampingan kasus-kasus pendidikan,” ada 47 jenis tarikan berdasarkan pengaduan masyarakat sebagaimana dijelaskan di atas.

Semua bentuk pungli dengan beragam modusnya di atas, adalah pelanggaran terhadap UU dan peraturan pendidikan yang ada. Masyarakat tidak boleh takut untuk menolak jika ada pungutan, jika masih takut segera laporkan kepada Dinas Pendidikan. Semua laporan dilindungi oleh undang-undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 tahun 2008, termasuk nama/identitas pelapor.

Baca: Menemukan Pungutan Liar di Sekolah, Laporkan ke Sini

Pungutan liar dengan segala jenis dan bentuknya, merupakan masalah yang harus segera diselesaikan, jika tidak, pelayanan publik yang menjadi tugas utama pemerintah akan bergeser menjadi barang yang diperjualbelikan.

Jika masalah seperti alokasi anggaran, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan tidak dilakukan, maka pungutan liar akan terus berkembang dan jadi jalan ilegal untuk menjawab kebutuhan sekolah. Tim Saber Pungli untuk bekerja serius memberantas pungli yang terjadi pada sektor-sektor pelayanan dasar.

Minggu, 09 Oktober 2016

Ini Perbedaan PLPG 2016 dengan Tahun Sebelumnya


Ini Perbedaan PLPG 2016 dengan Tahun Sebelumnya
Perbedaan antara sertifikasi guru melalui PLPG 2016 dengan PLPG tahun-tahun sebelumnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membuat surat edaran kepada seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota perihal pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2016. Ini untuk mensosialisasikan aturan baru yang akan diterapkan dalam proses sertifikasi guru tahun 2016 melalui jalur Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Baca juga: Aturan Baru PLPG 2016 Yang Sebaiknya Guru Tahu

Salah satu perubahan itu adalah Passing-grade kelulusan UTN PLPG mulai tahun 2016 adalah 80 yang tahun sebelumnya hanya 42. Sehubungan dengan tingginya syarat kelulusan, guru yang akan ikut PLPG tahun ini diharapkan menyiapkan diri sebaik mungkin sebelum mengikuti PLPG. Kisi-kisi soal UTN dan bahan ajar PLPG telah dikeluarkan oleh Ditjen GTK Kemendikbud.

Berikut tabel perbedaan antara PLPG 2016 dengan PLPG tahun-tahun sebelumnya:

PLPG20162015/sebelumnya
Waktu pelaksanaan11 hari10 hari
Komponen kelulusan PLPGUTL, peer teaching, workshop
UTL, UTN, peer teaching, workshop, skor sejawat, skor partisipasi
Pelaksanaan ujian tulis LPTK (UTL)Hari ke 5Hari ke 10

Pelaksanaan Ujian Tulis Nasional (UTN)
Hari ke 11Hari ke 10

Bentuk UTN

UTN online (Computer-based test)

UTN tulis

Syarat mengikuti UTN
Harus lulus PLPGTidak ada syarat

Batas kelulusan UTN
8042
 Bila tidak lulus UTN
Cukup mengikuti UTN ulang selama 4 semester berikutnya secara mandiri (tanpa PLPG ulang)

Dampak Negatif Anak Belajar di Sekolah Terlalu Lama


Dampak Negatif Anak Belajar di Sekolah Terlalu Lama
Terlalu letih belajar, baik di rumah dan di sekolah, bisa menjadikan anak hilang semangat.
Berdasarkan studi dari DeSales University, terlalu lama belajar di sekolah, mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) hingga larut malam, dan bangun pagi esok harinya, bisa berujung pada kondisi kelelahan berlebihan.

Baca juga: Hasil Penelitian Menyebutkan Anak SD Tak Perlu PR

Tidak hanya berakibat kurang baik pada anak-anak, tetapi keletihan
berlebihan dirasakan juga oleh guru dan pengajar, sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan efektif.

Anak jadi tidak memiliki waktu untuk berolahraga atau bermain yang bermanfaat untuk menstimulasi syaraf motorik. Terlalu letih belajar, baik di rumah dan di sekolah, bisa menjadikan anak hilang semangat dan tidak aktif bergerak.

Menurut laporan dari Economic Cooperation and Development (OECD), Anak Korea yang wajib belajar sehari penuh di sekolah, bukanlah pelajar cemerlang. Belajar terlalu lama dan menguras tenaga, menyebabkan anak-anak kurang tidur serta olahraga.

Baca juga: Ini Jam Belajar Sekolah Dasar di Beberapa Negara

OECD melaporkan bahwa rata-rata anak Korea belajar di sekolah selama tujuh jam 50 menit, sedangkan anak-anak lain di dunia hanya lima jam. Ironisnya, belajar tekun dan lama di sekolah tidak membuat siswa Korea cemerlang.

Pasalnya, berdasarkan laporan OECD, nilai matematika anak Korea lebih rendah ketimbang teman sebaya mereka di Finlandia. Siswa di Finlandia hanya belajar empat jam dan 22 menit setiap hari di sekolah.

Kamis, 22 September 2016

Kriteria Sekolah yang Akan Menerapkan Full Day School


Diantaranya meliputi keberagaman sekolah-sekolah di Indonesia dan harus mewakili sekolah dari aspek geografis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan full day school (FDS) secara nasional dengan sistem piloting (percontohan). Proyek percontohan full day school ini diterapkan mulai tahun pelajaran 2017/2018. Untuk pemanasan piloting full day school akan dimulai semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Untuk merealisasikan rencana piloting full day school itu Arie mengatakan Kemendikbud telah melakukan serangkaian kegiatan. Di antaranya adalah konsultasi publik. Kemudian menghimpun praktik baik dari sekolah-sekolah yang telah menerapkan full day school.

"Yang tidak kalah penting, Kemendikbud mengkaji penentuan kriteria sekolah sasaran piloting FDS itu," kata Staf Ahli Mendikbud Bidang Pendidikan Karakter Arie Budiman yang SekolaDasar.Net kutip dari JPNN (21/09/16).

Meskipun belum menetapkan unit sekolah yang menjadi sasaran piloting, Arie sudah memiliki kisi-kisi kriterianya. Diantaranya meliputi keberagaman sekolah-sekolah di Indonesia dan harus mewakili sekolah dari aspek geografis. Yakni harus mewakili sekolah perkotaan, pinggiran, dan di desa-desa pelosok.

Kemudian percontohan full day school ini juga mempertimbangkan aspek inisiatif atau permintaan dari sekolah atau pemerintah daerah (pemda). Pertimbangan berikutnya adalah sekolah pelaksana Kurikulum 2013, aspek akreditasi, serta mewakili sekolah negeri dan swasta.

Baca juga: Presiden Restui Full Day School

Terpisah Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan sinyal persetujuan untuk menerapkan sistem full day school. Hanya, sistem ini tidak akan langsung diterapkan ke semua sekolah se-Indonesia. Menurutnya, Pemerintah baru akan ujicoba di beberapa tempat.

Diharapkan dengan adanya full day school, nilai-nilai khas Indonesia bisa ditanamkan sejak dini. Terutama, untuk usia TK, SD, dan SMP. Tidak seperti saat ini, di mana nilai-nilai etika mulai luntur. Contoh sederhana ada di media sosial, yang dijadikan ajang saling hujat dan ejek.

Rabu, 21 September 2016

Presiden Restui Full Day School dan Segera Diuji Coba


Presiden Restui Full Day School dan Segera Diuji Coba
Presiden Jokowi menyatakan setuju full day school dan akan lebih dulu diuji coba di sejumlah sekolah.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tengah mematangkan konsep full day school. Jokowi menyatakan setuju dan meminta publik tidak perlu resah dengan program itu. Konsep ini akan lebih dulu diuji coba di sejumlah sekolah di Indonesia.

Baca juga: Sabtu Libur Sekolah Tinggal Tunggu Restu Presiden

"Ini masih dimatangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Masih dicoba di satu, dua tiga provinsi. Terutama di sekolah yang siap," kata Jokowi yang SekolahDasar.Net kutip dari Kompas (20/09/16).

Menurutnya, program full day school bukan hanya menekankan pada nilai di atas kertas, tetapi juga penghargaan atas penanaman nilai etika, budi pekerti, dan kerja keras.

"Kita ingin pendidikan etika kita, budi pekerti kita, sopan santun, kerja keras dan karakter optimistis itu ada pada anak-anak kita. Ini penting sekali terutama untuk pendidikan dasar," kata Jokowi.

"Sudah disampaikan wacana 'full day school' yang akan dicoba di beberapa provinsi untuk menanamkan nilai-nilai itu. Tanpa nilai-nilai itu, identitas kita akan hilang," imbuhnya.

Terpisah, Staf Ahli Mendikbud Bidang Pendidikan Karakter Arie Budiman mengatakan, Kemendikbud akan menerapkan full day school secara nasional dengan sistem piloting (percontohan). Proyek percontohan ini diterapkan mulai tahun pelajaran 2017/2018.

Untuk merealisasikan rencana piloting, Kemendikbud telah melakukan serangkaian kegiatan. Di antaranya adalah konsultasi publik. Kemudian menghimpun praktik baik (best practice) dari sekolah-sekolah yang telah menerapkan full day school.

"Yang tidak kalah penting, Kemendikbud mengkaji penentuan kriteria sekolah sasaran piloting," kata Arie yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (20/9/16).

Untuk pemanasan piloting, Arie mengatakan akan dimulai semester genap tahun pelajaran 2016/2017 pada Januari tahun depan yang disebutnya pra-piloting. Di fase pra-piloting ini jumlah sekolah yang ditunjuk Kemendikbud untuk menjalankan full day school sangat terbatas sekali.

Sabtu, 10 September 2016

PGRI Setuju Sabtu Sebagai Libur Sekolah Nasional PGRI Setuju Sabtu Sebagai Libur Sekolah Nasional


PGRI Setuju Sabtu Sebagai Libur Sekolah Nasional
"Solusi yang cerdas di tengah keresahan masyarakat selama ini,".
Plt Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyambut baik rencana Kemendikbud menetapkan Sabtu sebagai libur sekolah nasional. Hal ini dikatakannya usai dialog pendidikan dengan Mendikbud di kantor PGRI.

Baca juga: Mendikbud Wacanakan Sabtu Minggu Libur Sekolah

"Solusi yang cerdas di tengah keresahan masyarakat selama ini,"
kata Unifah yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (10/09/16).

Menurut Unifah, kebijakan itu bisa membuat waktu anak-anak berkumpul bersama keluarga menjadi lebih banyak. Dengan begitu, proses pendidikan karakter di tengah-tengah keluarga bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, bertambahanya waktu anak-anak bersama keluarga itu bisa diisi dengan beragam kegiatan. Seperti berkumpul di rumah, mendongeng, atau bahkan sesekali diisi dengan rekreasi ke tempat wisata. Manfaat itu juga akan dirasakan guru.

"Waktu bersama keluarga bagi para guru bisa bertambah," jelasnya.

Selama ini meskipun ada pemerintah daerah (pemda) yang menetapkan Sabtu sebagai hari libur, tetapi ada yang masih diisi kegiatan-kegiatan di sekolah. Otomatis para guru tetap harus hadir di sekolah.

Unifah menyarankan, kebijakan Sabtu sebagai hari libur sekolah nasional tidak kaku. Maksudnya, ketika ada sekolah dan orang tua siswa yang ingin ada kegiatan di hari Sabtu, tetap tidak dilarang. Intinya hubungan antara orang tua dengan sekolah harus terjalin dengan baik.

Jumat, 26 Agustus 2016

Inilah Tugas Guru Masa Depan dan Tantangannya

Inilah Tugas Guru Masa Depan dan Tantangannya
Guru harus bisa menjadi seorang pembelajar, mau terus belajar dan mengembangkan diri.
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan guru masa depan bukan lagi bertindak sebagai mentransfer pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu. Guru harus benar-benar mampu menciptakan siswa sebagai pembelajar yang tangguh, berintegritas tinggi, santun dan mampu beradaptasi dengan perubahan.

Hal tersebut dikatakan Mendikbud dalam pembukaan Porseni PGRI tahun 2016, di Siak, Riau, (22/8). Porseni PGRI ini dilaksanakan 21 - 25 Agustus 2016 dan diikuti 993 peserta. Menurut Muhadjir,
kegiatan ini merupakan wadah penting dalam pengembangan sportifitas, kreativitas, dan kerja sama tim yang baik serta terkoordinasi.
 
“Marilah kita jadikan ajang olahraga dan seni ini sebagai penyemangat untuk meningkatkan sportifitas dan kreatifitas generasi penerus bangsa sehingga menjadi bangsa yang berbudaya, cerdas, bermutu dan berkarakter, dan mampu meningkatkan daya saing dalam era globalisasi,” kata Mendikbud yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (23/08/16).

 
Baca juga: Kesalahan-kesalahan yang Sering Dilakukan Guru

Tantangan guru masa depan, kata Mendikbud, harus dapat memenuhi kompetensi abad 21 yaitu mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi dengan baik dengan para pemangku kepentingan pendidikan melalui berbagai perangkat media dan mengikuti perkembangan teknologi informasi, berkreasi dalam mempersiapkan materi belajar yang menyenangkan, serta berkolaborasi dalam proses pembelajaran (collaboration).

Mendikbud menambahkan, guru harus bisa menjadi seorang pembelajar, mau terus belajar dan mengembangkan diri. Guru yang memiliki kemauan kuat untuk terus belajar dan berkarya, akan menghasilkan generasi pembelajar sepanjang hayat yang dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat di sekelilingnya.

Selasa, 23 Agustus 2016

Tahun Depan Kebutuhan Guru SD Mencapai 188 Ribu


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memerkirakan, tahun depan kebutuhan guru SD negeri mencapai 188 ribu orang lebih. Kebutuhan guru di SD ini memasukkan juga jumlah guru tidak tetap (GTT) atau guru non PNS.

"Prediksi kekurangan ini hanya untuk di SD negeri saja," kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Sumarna Surapranata yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (15/08/16).

Kebutuhan paling tinggai adalah untuk kelompok guru kelas yang mencapai 97.277 orang. Kemudian guru pendidikan jasmani (penjas) sebanyak 64.203 orang dan guru muatan
lokal (mulok) sejumlah 26.525 orang.

Prediksi kekurangan guru itu mempertimbangkan tidak ada pengangkatan guru baru. Selain itu, terjadi penambahan rombongan belajar akibat penambahan jumlah penduduk dan terjadi pengurangan guru akibat pensiun.

Melalui program rekrutmen PNS guru garis depan (GGD), pejabat yang akrab disapa Pranata itu berharap kebutuhan guru bisa terisi. Tahun ini kuota PNS guru garis depan mencapai 7.000 orang.

Baca juga: Pengumuman Penerimaan PNS Guru Tahun 2016

Dia juga berharap rekrutmen guru PNS tetap dibuka secara reguler. Namun, kewenangan membuka rekrutmen CPNS baru ada di tangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

Masalah lain adalah distribusi yang tidak merata. Guru-guru negeri di pinggiran kerap mengalami kekurangan guru. Sementara di SD negeri tengah kota, gurunya melimpah.

Jumat, 19 Agustus 2016

Pentingnya Melibatkan Orang Tua dalam Mendidik Anak

Pentingnya Melibatkan Orang Tua dalam Mendidik Anak
Dengan dilibatkannya orang tua membuat anak terhindar dari perilaku yang bermasalah.
 Melibatkan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah jelas berdampak positif bagi perkembangan anak. Tidak hanya terasa saat tahun pertama anak sekolah tapi dampaknya akan berlanjut di jenjang berikutnya.

"Semangat mengerjakan PR dan tugas-tugas sekolah serta punya kepercayaan diri untuk terus belajar," kata Pendiri Parenting and Family Support Centre,
Universitas Queensland, Australia, Matthew R Sanders.

Bagi anak, dengan dilibatkannya orang tua membuat anak terhindar dari perilaku yang bermasalah, seperti bolos atau malas. Anak-anak juga akan memiliki keterampilan sosial, seperti rajin membantu, toleran dan kesetiakawanan yang tinggi.

Sedangkan bagi lembaga pendidikan dimana anak-anak itu bersekolah. Menurut Matthew, ketika prestasi anak meningkat, maka tingkat kelulusan di sekolah itu juga akan tinggi. Jumlah siswa yang melanjutkan ke jenjang berikutnya juga meningkat.

Baca juga: Jangan Bebani Anak dengan Target Orang Tua

Sejumlah bentuk konkret keterlibatan anak di sekolah yang bisa dilakukan orang tua. Dia mencontohkan seperti orang tua berkomunikasi aktif dengan guru dan staf sekolah.

“Mengutip Joyce Epstein, Sanders menyebutkan seperti mempersiapkan anak sekolah (Menyiapkan seragam, sarapan, dan buku-buku),” kata Matthew.

Orang tua juga dapat menjadi sukarelawan, membantu kegiatan sekolah dan membimbing proses belajar anak di rumah. Serta, juga bisa berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di sekolah.

Kamis, 18 Agustus 2016

Pengumuman Penerimaan PNS Guru Tahun 2016

Pengumuman Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara Guru Garis Depan (GGD) Tahun 2016
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan 93 Kabupaten di daerah khusus (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) dan Terpencil) membuka kesempatan bagi Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pasca Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T), PPG S1 PGSD Berasrama, PPG SMK Kolaboratif, PPG Basic Science, dan PPGT untuk menjadi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) Guru.

Formasi ini dibuka khusus bagi para lulusan Program Profesi Guru (PPG) pasca Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T), PPG S1 PGSD Berasrama, PPG SMK Kolaboratif, PPG Basic Science, dan PPGT untuk diangkat sebagai CASN daerah dengan jabatan tenaga fungsional guru dan ditempatkan di salah satu dari 93 kabupaten.

Proses seleksi yang dilaksanakan meliputi:

a. seleksi administrasi, dilaksanakan bagi semua pelamar yang telah mendaftar pada sistem pendaftaran CASN online;

b. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dilaksanakan bagi semua pelamar yang memenuhi persyaratan sebagaimana tertuang dalam tata cara pendaftaran. Seleksi dilaksanakan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT), dengan cakupan materi meliputi Tes Wawasan Kebangsaan, Tes Intelegensia Umum, dan Tes Karakteristik Pribadi.
3. Untuk mengikuti setiap tahapan dalam seluruh proses penerimaan CASN GGD Kemendikbud, PELAMAR TIDAK DIPUNGUT BIAYA APAPUN. Pelamar dimohon tidak terpancing oleh tawaran dari oknum/pihak manapun yang mengaku dapat membantu meloloskan untuk dapat diterima sebagai
CASN GGD Kemendikbud.
 
PERSYARATAN UMUM

1. Warga Negara Republik Indonesia.

2. Berusia antara 18 (delapan belas) tahun dan 35 (tiga puluh lima) tahun pada tanggal 18 Agustus 2016. Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun dan kurang dari 40 (empat puluh) tahun per tanggal tersebut, harus memiliki masa kerja terus-menerus sejak 1 April 1997 pada instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang berbadan hukum yang menunjang kepentingan nasional.

3. Sehat jasmani, rohani, dan bebas narkoba.

4. Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap.

5. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS/Anggota TNI/Polri atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta.

6. Tidak berkedudukan sebagai CASN atau Aparatur Sipil Negara (ASN) dan/atau tidak sedang menjalani perjanjian/kontrak kerja/ikatan dinas pada instansi lain, baik instansi di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

7. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditentukan oleh pemerintah.

RENCANA PENJADWALAN

1. Rencana penjadwalan dapat dilihat pada laman http://casn.kemdikbud.go.id.

2. Pelamar dimohon untuk selalu memonitor perkembangan seleksi CASN GGD melalui laman tersebut.

PENGUMUMAN KELULUSAN

1. Pengumuman akan dilakukan oleh Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) dan Bupati, serta dimuat ulang (direlay) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui laman http://casn.kemdikbud.go.id dan www.kemdikbud.go.id/main, setelah memperoleh penetapan dari Panselnas.

2. Jadwal pengumuman kelulusan direncanakan dilaksanakan pada minggu IV bulan September 2016, atau sesuai ketetapan Kementerian PAN dan RB lebih lanjut.

3. Penetapan/keputusan Panitia Pengadaan CASN GGD Kemendikbud Tahun 2016 bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.

Selengkapnya Pengumuman Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara Guru Garis Depan (GGD) Tahun 2016 bisa didownload di sini.

Cara Sekolah Jepang Mendidik Anak Menjadi Mandiri

Cara Sekolah Jepang Mendidik Anak Jadi Mandiri
Mandiri akan membuat anak merasa lebih percaya diri dan pandai dalam melakukan banyak hal.
Kemandirian perlu diajarkan sedini mungkin pada anak. Perilaku anak dapat dibentuk dari pengaruh lingkungan sekolah. Bila anak mandiri, hal ini tentunya akan membuat anak merasa lebih percaya diri dan pandai dalam melakukan banyak hal.

Sebagai negara maju, Jepang mampu mendidik anak-anak yang memiliki karakter kuat, khususnya dalam hal kemandirian. Berikut beberapa cara sekolah Jepang mendidik anak-anak dengan cara sederhana agar menjadi anak mandiri yang SekolahDasar.Net lansir dari Kaskus (25/02).

Sekolah Dasar (SD) di Jepang

Di sekolah Jepang, makan siang disiapkan di dapur oleh para koki yang dipekerjakan. Mereka menggunakan bahan-bahan makanan segar, bukan makanan beku. Tapi para anak yang mengantarkan kereta makanan tersebut ke kelas-kelas mereka sendiri dan menyajikannya kepada teman-teman sekelasnya.

Setelah makan siang, para anak pun membersihkan piring-piring mereka sendiri, lalu melanjutkan tugas bersih-bersih dengan membersihkan debu, nyapu, mengepel lantai kelas mereka, lorong kelas, dan juga seluruh daerah lain di sekolah.

Guru SD Kyoko Takishima menjelaskan bahwa anak-anak melakukan ini untuk membangun kepercayaan diri dan untuk mempersiapkan diri mereka menuju kedewasaan. Beberapa penulis di The Japan Times, menjelaskan bahwa hal ini juga membantu anak-anak untuk lebih menghargai lingkungan sekitar mereka.

Sekolah-sekolah di Jepang memiliki kebiasaan yang sangat menarik. Sekelompok siswa kelas 6 dikirim ruangan kelas 1 untuk membantu adik-adik kelas mereka membersihkan ruangan kelas. Banyak sekolah yang menyajikan interaksi antara kelas atas dan kelas yang lebih rendah.

Para guru percaya siswa yang lebih tua perlu membantu anak-anak yang lebih muda. Dan anak-anak kecil tersebut butuh role model yang lebih tua. Menurut anak-anak, mereka harus melakukan itu, karena itu ruangannya. Mereka merasa senang karena mendapatkan pujin dan ucapan "terimakasih".

Menanamkan Budaya Daerah Pada Anak Sekolah Dasar

Menanamkan Budaya Daerah Pada Anak Sekolah Dasar
Cara menanamkan cinta budaya di antaranya melalui tarian daerah dengan mengenakan busana adat daerah.
Salah satu cara menanamkan cinta budaya di antaranya Tarian Daerah dengan mengenakan Busana Adat Daerah yang di tanah air ini banyak ragamnya. Seperti halnya dilakukan di SD SDK Melo, Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Flores NTT, menggelar pentasan saat HUT RI Ke- 71 di Kecamatan Mbeliling.

Baca juga: Cinta Bahasa Indonesia Bukti Nasionalisme

Kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan anak mengenai pakaian adat yang ada di Indonesia terlebih khusus Daerah Manggarai. Selain itu meningkatkan rasa nasionalisme, cinta tanah air dan
menumbuhkan percaya diri pada anak. Lewat peragaan Tarian Daerah dengan busana daerah atau adat ini.

Tari tradisional rakyat adalah representasi dari kearifan lokal setiap daerah. Di dalam tarian tradisional terkandung nilai-nilai budaya kerakyatan yang positif. Rasa cinta kepada alam, semangat gotong royong, pendidikan keimanan, dan sumber perekonomian rakyat digambarkan secara dinamis melalui perpaduan gerak dan musik yang khas.

Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita.

Salah satu tarian yang cukup terkenal di Manggarai Flores NTT adalah Tarian Potong Padi yang dipadukan dengan Tarian Menanam Jagung di Ladang. Tarian ini mengekspresikan bagaiaman para petani memotong padi dan membersikan padi dengan bantuan angin dengan bantuan nyiru, sedangkan Tarian Tanam Jagung mengekspresikan para petani yang sedang menaam jagung dengan gaya memegang skop kecil yang bertangkai Panjang.

Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.

*) DITULIS OLEH FLORIANUS JONI, S. Pd. GURU SD NEGERI BAMBOR, KECAMATAN MBELILING KABUPATEN MANGGARAI BARAT - FLORES - NTT

Senin, 08 Agustus 2016

Mendikbud Anjurkan Sekolah Terapkan Full Day School

Mendikbud Anjurkan Sekolah Terapkan Full Day School

Mendikbud Anjurkan Sekolah Terapkan Full Day School
Mendikbud baru ini menyarankan agar sekolah mulai menggunakan sistem full day school.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyarankan agar sekolah mulai melirik sistem belajar full day school. Menurutnya, sistem pendidikan belum sepenuhnya menghasilkan lulusan yang tangguh dan berdaya saing tinggi.

"Anak-anak muda zaman sekarang masih banyak yang bermental lembek dan tidak tahan banting," kata Muhadjir yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (08/08/16).

Pendidikan dasar dan menengah masih keteteran menghadapi pesatnya kemajuan zaman. Untuk membenahi
karakter generasi muda, Mendikbud baru ini menyarankan agar sekolah negeri maupun swasta mulai menggunakan sistem full day school.

Menurutnya diperlukan restorasi pendidikan terutama pada level SD dan SMP karena pada tahap itulah karakter anak bisa terbentuk. Full day school dipandang mampu menjadi salah satu solusi untuk membangun generasi penerus berkualitas.

"Dengan sistem full day school, secara perlahan karakter anak akan terbangun dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka belum pulang kerja," kata kata Muhadjir yang SekolahDasar.Net kutip dari Berita Satu (08/08/16).

Dengan Full day school dapat membendung pengaruh buruk yang diterima anak saat orang tua sibuk bekerja dan tak sempat mengawasi. Selama satu hari di sekolah, banyak hal yang bisa dipelajari anak-anak untuk menambah wawasan mereka. Anak akan sampai di rumah bersamaan dengan waktu pulang kerja orang tuanya.

Baca juga: Mendidik Jiwa Wirausaha Pada Anak

"Kursus-kursus dan kajian agama bisa dilakukan di sekolah, anak lebih terpantau daripada ikut pengajian di luar nanti malah dapat ustadz dari kelompok ekstrem," ujar mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mencontohkan.

Jumat, 05 Agustus 2016

Mendikbud Pertimbangkan Hapus Sekolah Gratis





Muhadjir Effendy selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang baru menilai sekolah gratis di perkotaan tidak relevan. Menurutnya, sekolah gratis di kota besar seperti Jakarta tidak relevan. Pasalnya, untuk wilayah Jakarta, banyak orang kaya jadi tidak relevan jika sekolah digratiskan.

Baca juga: Di Aturan Kemendikbud Tidak Ada Pendidikan Gratis
“Sekolah Jakarta harus bayar, uang itu dijadikan subsidi silang. Untuk pembangunan pendidikan di wilayah 3T. Ini pendekatan spesial, tapi termasuk ide ya, saya terus terang terusik dengan istilah sekolah gratis
itu. Karena sekolah gratis itu memang ok, education for all tapi soal dikaitkan dengan gratis baik si kaya dan si miskin gratis. Seharusnya proposional, yang miskin gratis dan yang kaya bayar,” kata Muhadjir yang SekolahDasar.Net kutip dari Berita Satu (03/08/16).

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyyah Malang itu juga mencanangkan program sekolah berasrama. Menurutnya mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah harus dilakukan pemerataan akses. Terutama untuk sekolah yang di daerah terpencil, terluar, dan kepulauan.

"Dalam mengatasi masalah akses ini, mungkin saja sekolah di daerah terpencil akan dibangun sekolah berasrama mulai dari SMP, kalau perlu dari SD. Karena ada yang harus menyeberang pulau. Adanyanya asrama, membuat orang tua bisa berkunjung, khusus untuk daerah pulau yang mencar-mencar itu," kata Muhadjir.

Menurutnya, guru terkadang malas atau banyak kesibukan untuk datang ke sekolah yang jauh. Maka adanya asrama dan tempat tinggal guru dapat mengatasi masalah ketimpangan pendidikan. Namun, semuanya belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat karena ini baru ide. Pasalnya semua harus dirancang karena membutuhkan biaya.